Profil Tiyuh Pramuka.
Pada tahun 1972, 4 orang trasmigrasi Pramuka namun bukan bagian dari Proyek Sri Hamengkubuwo IX bekerja sama dengan Menpora. Empat Orang tersebut adalah Dian Rohadi, Simun HS, Iskamto dan Untung Sunadi (Seni/Ketua Pepadi Tubaba). Di tanggal 4 April 1971, pertemuan dr desa-kecamatan untuk mendata bujangan dengan pendidikan lulus sma untuk di didik kepramukaan. Pada peringatan hari KB, dihadiri 2259 pemuda jombang. Dan Pembinaan dari unsur kades Se-Jombang, Kepolisian dan Tentara .
TC (trainning center) di Ngoro oleh kwarcab, sebelumnya dilakukan screening (kesehatan, kedisiplinan dll) sehingga tersaring 208 orang. Sedangkan yang di anulir dijadikan TKS ke desa-desa (pemberantasan malaria, dan bertugas sebagai aparat desa sesuai basic skill masing-masing). TC ini dilaksanakan selama 1,5th dan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: Di Makadam (Unsur PU), sosial, pendidikan, pertanian dan perikanan.
Menjelang pemberangkatan dikelompokan ke dalam 3 ambalan (suropati, gajah mada, dan airlangga) sebanyak 102 org. Pak Teguh adalah pembina, bukan anggota ambalan, karena pak Trimo tidak mau ikut serta sehingga pak Teguh menggantikan sebagai ketua. Tujuan Awal transmigrasi pramuka adalah ke irian, tetapi setelah di survei oleh pak bupati (ismail) terdpt masalah transportasi, sehingga dibatalkan. Tujuan kedua di lampake, kalimantan, pak bupati survei dg berkemah, dan digigit semut (semut cetet) sehingga perlu perawatan karena bengkak. Tujuan ketiga ke lampung, di purba sakti - Lampung utara. Pak Sakip (Pendamping Petani dari dinas pertanian) ikut survei ke lokasi utk ambil sampel tanah dan hasil bumi. Dan akhirnya disetujui tujuan akhirnya ke Lampung (di purbasakti).
Pada Oktober 1972, hari kamis dan tiba pada senin pon tgl 16 oktober 1972 jam 16.30 s.d jam 23.00 menunggu kiriman makan oleh Lampung Utara. Dan di Madiun ada upacara, dan memberikan bibit sebagai sangu/ perbekalan begitu pun di Jogja.
Sampai di istana disambut pak harto, dan diajak ke lubang buaya, DPR dan istana. Diterima oleh kwarcab cirebon, dibekali bebek 1000 ekor dan diantarkan oleh anggota pramuka menuju pelabuhan merak. Di merak juga ada upacara, naik kapal, turun di panjang, diterima kwarda lampung. Kemudian transit di mes transmigrasi di pidada-panjang semalam saja, Paginya ke pendopo gubernur disambut oleh pak ZA Pagar Alam Dan menuju lokasi, dan kebablasan sampai ke Purba sakti. 51 orang ke Unit B (Mulya Asri) dan 51 orang ke Unit A (Margo Mulyo). Rombongan kaget dan menangis, karena tidak sesuai dengan promo awalnya Rumah sudah jadi, lahan pertanian sudah dibuka, kenyataan nya sebaliknya, hanya material saja yang tersedia. Sementara mendirikan tenda dan bergotong royong, untuk mendirikan rumah. Ada aturan saat itu 3 (ayah,ibu dan anak) orang mendapatkan jatah 1 keluarga, Untuk penyesuaian 51 orang dikonversikan menjadi 17 KK. Kepala Unit A (Isnain Saad) kepala unit B (Samuji) koordinator nya pak Solikhin (Margo Kencono).
Transpram 1 way abung 2 kabupaten Lampung utara, gugus 48-49. Jenis nya masuk transmigrasi umum, sehingga disusupkan/dititipkan ke warga sekitar. Belum sampai satu tahun, jatah hidup dari transmigrasi selama 8 bln tidak diterima. Banyak kejadian yang tragis juga lucu, keracunan buah ingas, keracunan gadung. Sehingga ada beberapa yang pergi kembali ke Jombang dan ke keluarga nya. Dari kwarcab jombang dan kwarda jatim masih mengirimkan beras per KK 59kg.
Selama 3bulan terdapat Bulgur dan padat karya, Program yang dijanjikan 1 KK mendapatkan 2 Ha ladang, sedangkan pada prakteknya 1 KK diisi oleh 3 org transmigran. Sehingga secara intern, ada aturan siapa yang sudah menikah duluan maka yang 2 org lainnya meninggalkan rumah, dan bergabung ke rumah lainnya yang masih bujangan. Sampai ada 8 orang dalam satu rumah Dan baru selesai setelah 8tahun (sewindu). Lapangan Margo mulyo menjadi pusat kegiatan, sehingga lokasi tamu penting misal IGGI (bank dunia) waljinah, sri sultan ix (rabu pon, 4 april 73), dll. Pada Tanggal 4 april 1974 ada Kunjungan duta pramuka dunia Australia, Jepang, india, filipina. Akhirnya mendapatkan jatah 2Ha per orang. Kenangan dari sri sultan 9, Unit A menanam Cengkeh dan unit B menanam kelapa.
Tiyuh Margo dadi
Pada tanggal 16 oktober 1972, 16.30 wib, rombongan transpram datang kemudian dibentuk oleh kepala Unit A, pamong pertama yang ditunjuk adalah RK 01 Bapak Sukardi, RK 03 Bapak Syariah, RK 02 Bapak Ali Bejo, RK 08 Bapak Karto Rejo (Kawuk), RK 07 Bapak Kasimin, RK 06 Bapak Suko Adi, RK 04 Bapak Sukadi, RK 05 Bapak Arifin untuk melakukan program padat karya sehingga banyak yang menjadi betah. Tanggal 23 September 1974, baru lah Margo mulyo dibentuk dan dinamai. Unit A menjadi Margo Mulyo, unit B menjadi Mulyo Asri oleh ir. Gatot Subroto. Dan menamai gedung kesenian Tri Mulyo dengan kapasitas 1.500 orang.
Asmuni yusuf menggantikan sebagai kepala unit. Kemudian dibentuk menjadi kampung persiapan dengan Kades persiapan bpk M Suparman. (Sampai dgn 1977 - peristiwa warman - bukit kemuning), dilanjutkan kak teguh suwito (ditunjuk bupati). Di tahun 1984 penyerahan kepada pemerintah daerah lampung utara, Kades transmigrasi termuda dan terbaik, mendapatkan hadiah ke Paris, perancis.
Definitif margo mulyo tahun 1980. Dengan kades R Sastro prawiro. Ketika Kades bpk Parno terjadi pemecahan/ pemekaran desa persiapan margo dadi ( dengan pj bpk Agus Tarmuji.) Dan definitif desa margo dadi pada tgl 26 april 1999. Bapak Sardiman menjadi pj definitif margo dadi. Kemudian Pak sardiman menang pilihan kades menjabat selama 3 periode (5th +6th +6th - 3 kali pemilihan). Lalu pilihan selanjutnya dimenangkan Bapak Feri Saputra menjabat desember 2021. Ada kebijakan : jika dalam 6 bulan lahan yang ditinggalkan transpram.